Mengenal Pupuk Slow Release dan Cara Penggunaanya, Lebih Hemat dan Efisien?
Pemberian Pupuk |
Pupuk slow release merupakan pupuk yang melepaskan unsur hara secara perlahan-lahan. Cara kerjanya, pupuk slow release akan melepaskan unsur hara sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Bisa dibilang, pupuk slow release melepaskan unsur hara secara perlahan, namun terkendali.
Dengan begitu, waktu penyediaan unsur hara akan menjadi lebih panjang sehingga membuat pemberian pupuk lebih hemat dan efisien. Hal tersebut bisa terjadi karena pupuk slow release mempunyai lapisan khusus dari bahan resin yang sifatnya permeable pada setiap butirannya.
Baca Juga:
- Cara Memindahkan Bibit Tanaman Agar Tidak Stress, Jangan Sampai Salah!
- Cara Pembibitan Kelapa Sawit Pre Nursery & Main Nursery, Sudah Tau?
- Ingin Menanam Padi namun Krisis Lahan? Tanam Saja di Polybag, Yuk Simak Caranya!
Pupuk slow release terdiri dari beberapa jenis seperti pupuk Dekaform yang merupakan pupuk NPK slow release. Selain itu, ada variasi lain seperti Dekastar atau Osmocote dengan kadar NPK yang bermacam-macam mulai dari 18:11:10, Dekastar 22:08:04, hingga 22:08:04, dan masih banyak lagi.
Kelebihan Pupuk Slow Release
Pupuk ini digunakan untuk penyediaan unsur hara pada tanaman dalam jangka panjang. Pupuk slow release bisa meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan rendemen panen lebih berbobot, mudah diaplikasikan, hemat waktu dan biaya.
Pupuk slow release yang diaplikasikan di tanaman padi, jagung, dan beberapa jenis tanaman lainnya, terbukti bisa menghemat penggunaan pupuk sekitar 30% - 50%.
Tak hanya itu, penggunaan pupuk slow release juga sangat awet, bisa bertahan selama 18-20 bulan dalam sekali pemberian, setelah itu baru bisa digunakan kembali pada pemupukan selanjutnya.
Kekurangan Pupuk Slow Release
Pupuk slow release tidak bisa digunakan pada semua jenis tanaman, sebab cara kerja pupuk slow release yang lambat tidak cocok untuk tanaman semusim. Biasanya pupuk slow release hanya digunakan untuk tanaman yang bernilai ekonomi tinggi yang harganya relatif mahal.
Kalau sudah terlanjur diberikan ke tanaman semusim, Anda bisa menambahkan pupuk yang sifatnya cepat melepas unsur hara agar tanaman semusim tidak kekurangan unsur hara. Pupuk slow release lebih cocok digunakan untuk tanaman tahunan seperti kelapa sawit, kakao, dan tanaman tahunan lainnya.
Selain itu, pupuk slow release juga cocok untuk digunakan ke tanaman buah dalam pot (Tabulampot) atau bisa juga tanaman hias seperti lidah mertua, aglonema, anggrek, dan tanaman hias lainnya.
Pemberian pupuk slow release pada tanaman hias bisa menjadi pertimbangan karena sangat memungkinkan karena pada umumnya tanaman hias tidak terlalu tergantung pada pupuk yang bisa melepas unsur hara secara cepat. Beberapa jenis tanaman tersebut mempunyai usia hidup yang cukup lama sehingga pemberian pupuk slow release bisa menunjang selama masa pertumbuhan.
Cara Penggunaan Pupuk Slow Release
Biasanya pupuk slow release berbentuk tablet atau kapsul. Bentuk yang seperti itu digunakan dengan cara dibenamkan di sekitar perakaran tanaman. Caranya, gali/lubangi media tumbuh dengan kedalama 5-10 cm dan jarak dari pangkal tanaman (sesuaikan dengan jenis tanaman). Masukkan pupuk tersebut ke dalam lubang dan tutup kembali.
Cukup sekian bahasan kali ini, semoga bisa memberikan bisa bermanfaat bagi banyak orang. Sekian dan sampai jumpa di artikel berikutnya.
0 Response to "Mengenal Pupuk Slow Release dan Cara Penggunaanya, Lebih Hemat dan Efisien?"
Posting Komentar