Wow, Menanam Buah Menkudu Tak Sesulit Itu Kok!
Mengkudu atau nama latinnya 'Morinda citrifolia L' merupakan tumbuhan asli negara Indonesia, penyebaran dari buah ini meliputi Asia tropis hingga ke Polynesia. Tanaman ini mempunyai ketinggian nebcapai 3 - 8 m, memiliki banyak cabang dengan bentuk ranting bersegi empat. Daun buah ini terletak berhadapan dengan bersilang, memiliki banyak tangkai daun, dengan bentuk bulat telur hingga berbentuk elipts, panjang daun mencapai 10 - 40 cm, lebar 5 - 17 cm, tebal, mengkilap, tepi daun rata, ujung daun runcing, pangkal batang menyempit, tulang daun menyirip, seerta berwarna hijau tua.
Baca Juga:
1. Penyiapan Lahan.
Lahan tanam yang akan dijadikan area budidaya buah mengkudu harus dibajak atau di cangkul terlebih dahulu, lalu dibersihkan dari sisa-sisa akar, semak maupun pepohonan. Setelah di bersih, lahan tanam digemburkan dengan menggunakan cangkul maupun dibajak. Kemiringan lahan tanam hendaknya tidak lebih dari 45°. Pada lahan tanam miring sebaiknya dibuatkan teras untuk menguragi erosi tanah. Setelah lahan tanam siap, buat lubang tanam dengan jarak 2,5 x 2 m, atau, 3 x 3 m. Pastikan lubang tanam dibuat dengan ukuran sekitar 30 x 30 x 30 cm. Lubang tanam harus dibiarkan terbuka selama 2 hingga 4 minggu lamanya, supaya mematikan hama dan menghilangkan sisa sisa senyawa atau zat beracun di dalam tanahnya. Tanah galian sudah dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 20 sampai 40 kg per lubang tanamnya.
Media pembibitan yang bagus untuk mendapatkan bibit mengkudu ialah dengan persentase tumbuh yang tinggi serta kondisi bibit yang bagus ialah dengan campuran tanah, pasir, serta pupuk kompos dengan perbandingan 2:2:1. Campuran tanah serta pupuk kandang 2:1. Takaran tersebut tidak direkomendasikan sebagai media persemaian pada mengkudu.
Media yang nulai perkecambah yang optimum untuk perkecambahan dari benih buah mengkudu ialah media tanah yang tercampur dengan pupuk kompos perbandingan atara keduanya 1:1. Perlakuan benih pada masa pra perkecambahan tidak dibutuhkan selama benih tidak mengalami perubahan enforced dormancy. Secara genetik benih mengkudu tidak memiliki sifat yang dorman, dormansi sendiri terjadi karena adanya faktor lingkungan dari masa pra perkecambahan.
Kamu mencari Polybag dengan harga yang terjangkau? kamu bisa mendapatkannya, Disini!
2. Penyiapan Bibit.
Bibit mengkudu dapat diperbanyak dengan secara vegetatif yakni dengan cara okulasi, cangkok maupun kultur jaringan. Salah satu keunggulan dari perbanyakan secara vegetatif ialah dia akan memperoleh bahan tanaman yang pertumbuhannya seragam serta potensi produksi relatif sama dengan pohon indukkan. Selain itu perbanyakan dengan vegetatif, dapat diperbanyak dengan cara biji.
Untuk mendapatkan hasil bibit yang sehat, buah perlu adanya berasal dari pohon induk yang sehat, pertumbuhan normal, berumur minimal sekitar 10 tahun, serta dapat berproduksi tinggi. Buah yang akan diambil dari bijinya harus dibiarkan membusuk sampai daging buahnya terkelupas, kemudian kamu rendam dalam wadah ember. Pilih biji yang tenggelam lalu keringkan, setelahnya simpan dalam wadah yang kedap udara. Biji yang hendak disemaikan harus direndam dalam air hangat dengan suhu 55°C selama 15 menit. Biji yang disemaikan pada polibeg harus berukuran sekitar 10 x 15 cm yang telah diisi dengan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang halus dengan perbandingan keduanya yakni 1 : 1, kemudian polibeg bisa diberi plastik sungkup transparan. Pastikan bibit yang sudah berdaun sebanyak 2 - 4 helai dengan memilik ketinggian 10 - 15 cm sudah dapat kamu dipindahkan ke media tanam kebun.
3. Penanaman.
Bibit mengkudu yang sudah siap ditanam segera diambil dari media persemaian. Bibit yang ditanam ke lubang tanam harus di berikan sebanyak 1 bibit per lubangnya. Kemudian lubang tanam ditutup menggunakan tanah campuran pupuk kandang. Sebaiknya di sekitaran bibit yang baru ditanam diberi plastik mulsa jerami untuk menghindari pertumbuhan gulma maupun tanaman liar lainnya juga dapat menjaga kelembaban suhu tanah.
4. Perawatan.
Pemupukan.
Pemupukan untuk budidaya mengkudu sebaiknya menggunakan pupuk organik yakni pupuk kandang ataupun pupuk kompos dengan dosis 10 kg per tanamannya pada tahun pertama masa tanam. Untuk tahun ke dua dosis pupuk menjadi 15 – 20 kg per tanamannya. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara membenamkannya kedalam tanah di bawah lingkaran tajuk bibit tanaman. Apabila kamu menggunakan pupuk anorganik maka dapat diberikan campuran pupuk urea, pupuk TSP serta pupuk KCl sebanyak 100 g – 300 g per tanamannya. Pupuk NPK sebanyak 300 g – 500 g per tanamannya. Pada fase pembuahan buah sebaiknya diberi pupuk TSP dengan dosis cukup tinggi agar menstimulin buahnya. Pupuk anorganik dapat diberikan setiap 2 bulan sekali, tergantung dari keadaan pertumbuhan bibit tanaman. Pemupukan sendiri sebaiknya dilakukan menjelang dan akhir musim peng-hujan. Pada masa awal penanaman bibit mengkudu harus dijaga kelembaban suhu tanah. Sebaiknya penyiraman dilakukan ketika pagi serta sore harinya. Intensitas penyiraman sendiri dapat disesuaikan dengan curah hujan dan iklim lingkungan kamu.
Penyiangan.
Penyiangan gulma maupun tanaman liar lainnya sebaiknya dilakukan secara rutin yakni 2 – 3 bulan sekali sampai tanaman sudah berumur 2 – 3 tahun. Setelahnya, penyiangan disesuaikan dengan kondisi lahan tanamnya. Untuk mengurangi serangan bakteri jamur yang dapat mengganggu pertumbuhan bibit tanaman dan meningkatkan hasil produksi, sebaiknya dilakukan pemangkasan dahan. Cabang dahan yang dipangkas ialah cabang yang lemah, rusak, sakit serta bertunas air.
Hama Penyakit.
Hama penyakit yang biasa menyerang buah mengkudu ialah ulat daun yang dapat memakan semua helai daun tanaman kamu. Hama lainnya yang juga sering mengganggu ialah kutu putih yang mengisap cairan jaringan di daun sehingga daun akan menguning dan mengering layu. Kedua hama ini tidak hanya menurunkan hasil produksi, akan tetapi juga dapat mematikan stuktur tanaman, lho. Pengendalian serangan hama sebaiknya memanfaatkan bantuna semprotan pestisida nabati ataupun pengendalian mekanis dengan cara memangkas dan membakar bagian tanaman yang sudah terserang hama penyakit. Penyakit yang biasanya menyerang bibit mengkudu ialah kapang jelaga atau nama latinnya 'Capnodium spp' yang menutupi bagian permukaan helai daun bagian atasnya hingga tampak berwarna kehitaman serta bercak daun berlubang.
4. Panen.
Panen buah ini dapat dilakukan setelah tanaman berumur 4 - 5 bulan setelah masa tanamnya, panen buah mengkudu dapat berlangsung setiap 2 minggu sekali, lho. Produksi dari buah ini berkisar antara 500 hingga 1.000kg/ha.
Buah yang siap akan panen ditandai dengan perubahan warna pada bagian kulit yang merata putih kekuningan, tetapi daging buah sudah cukup keras. Setelah dipanen sebaiknya buah harus segera dikonsumsi atau dikirim ke pabrik pengolahan makanan minuman karena mengkudu tidak tahan simpan serta mudah busuk.
Buah mengkudu setengah masak dirajang tipis, dikeringkan dengan cara diangin- anginkan selama dua hari dan kemudian disimpan dalam almari pengering bersuhu 38o- 40oC sampai kering. Buah yang telah kering disimpan dalam wadah bertutup. Setiap takar untuk penggunaan satu hari terdiri dari 10 gram buah mengkudu kering ditambah 2,5 gram serbuk herba kumis kucing.
0 Response to "Wow, Menanam Buah Menkudu Tak Sesulit Itu Kok!"
Posting Komentar